Dear Friends,..
Pagi itu pukul 7.15, tidak biasanya saya berangkat pagi-pagi sekali
menuju kantor, sampai kantor P’Arief langsung menghampiri saya di
parkiran motor dan bilang kalau “Pak Yusuf kecelakaan, tadi istrinya
telephone, dan sebaiknya kita langsung berangkat ke RSPAD Gatot Subroto”.
Kemudian B’Yani juga dihubungi supaya ikutan ke RS dan nunggu di
deket rumah nya.
Singkat cerita, jam 7.30 sampai juga di RSPAD, langsung menuju UGD,
disana sudah ada keluarga Almarhum, kita bertiga bertemu adik iparnya dan ibu
mertua serta istri alm.
Saat kami di UGD sekitar jam 7.35 alm H,Yusuf masih bisa bernafas
dengan normal, saya melihat indicator tekanan darah atau denyut nadi saya tidak
tau itu yang pasti angka yang tertera adalah 195.
Melihat kondisi itu saya berusaha tegar dan P’Arif tidak kuat
melihatnya dan keluar ruangan, B’Yani terus menangis dan khawatir mengenai
kondisi tersebut dan saya berusaha menenangkannya. Pada saat yang sama dokter
dan perawatpun sibuk melakukan pertolongan.
Isrti alm. Terus berzikir di dekat telinga kiri alm. Dengan suara lirih dan sesekali mengusap air
matanya.
Pukul 7.57 keadaan semakin mengkhawatirkan,
beberapa kali gorden sekat pasien berwarna hijau ditutup, tampak perawat
membantu pernafasan buatan mengunakan pompa manual berwarna coklat, dan saya
juga melihat sebuah selang bening dimasukkan ke mulut alm, dan terlihat cairan
berwarna merah keluar dari selang bening tersebut.
Saya melihat angka pada indikator terus
menurun saat itu terlihat 112 dan stabil di angka sekitar diatas 100.
Kami bertiga juga mengunjungi tukang ojek di
ruangan lain, dan bertemu dengan istrinya, saat itu tukang ojek sudah sadar dan
sempat mengeluh punggungnya sakit dan ada rencana untuk periksa punggung
nantinya.
Pukul 8.10 terjadi kepanikan, dan saya
bergegas mendekat mengamati apa yang sedang terjadi, nilai pada indicator terus
menurun saya melihat angka 96,...94....80....terusss menurun, ibu mertua alm,
juga sempat berkata ke saya untuk meminta bantuan do’anya agar tidak terjadi
hal-hal buruk.
Saat itu hati saya berkecamuk, antara bingung,
sedih, dan terus berdo’a tanpa henti,.....
Sekali lagi saya melihat angka pada indicator
saat itu nilainya sudah menjadi 40an,...dan saya juga melihat dengan jelas ada
semacam luka memar di dada kanan bawah ketiak yang cukup besar dan ditutupi
perban, namun masih terlihat tetesan darah disekitarnya.
Pukul 8.17 angka indicator terus menurun dan
mencapai 20an, dokter dan perawat sudah pasrah, istri alm, minta dengan sangat
untuk tetap terus berusaha demi kesembuhan alm, namun tidak ada yang bisa
diperbuat lagi.......
Sekitar pukul 8.20 meledaklah tangis dari
istri, kami bertiga dan juga saudara alm, begitumengetaui bahwa rekan kita
H,Yusuf wahyudi telah berpulang keharibaanNya dengan tenang.......
Kami melihat ada setitik tangis air mata juga
disudut mata alm,.....yang menandakan begitu beratnya meninggalkan kita semua
ini,…
SELAMAT JALAN KAWAN,...SEMOGA AMAL IBADAHMU
DITERIMA DISISI YANG MAHA KUASA, HIDUP MATI SESEORANG MEMANG KUASA ILAHI,
SEYOGYANYA KITA SUDAH MENABUNG DARI SEKARANG UNTUK BEKAL DI AKHIRAT NANTI.
Amiiiin ya robal alamin,.....
Wassalam
Acep swd